🏏 Hadits Tentang Hati Segumpal Darah
Ketahuilah di dalam tubuh terdapat segumpal darah, jika ia baik maka akan baiklah seluruh tubuh. Namun jika ia rusak maka akan rusak pulalah seluruh tubuh, ketahuilah bahwa segumpal darah tersebut adalah hati." ☝️ Salin kutipan hadits diatas "Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik." (QS.
AlQurán dan Hadits Tentang Penciptaan Manusia. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
Banyakpertentangan dari beberapa riwayat hadits tentang kesunahan puasa asyura'. Dalam mensikapi hadits yang bertentangan pada dhohirnya, maka dicari thoriqul jam'i (cara memadukan) diantaranya. Jika tidak ada, maka dipilih riwayat yang paling kuat atau riwayat yang lama dikatakan mansukh dan riwayat yang baru dikatakan nasikh.
Hadisttentang Qada dan Qadar: 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh didalamnya dan menuliskan empat ketentuan
Inirelevan dengan sebuah Hadits yang berisi tentang adanya segumpal darah (hati/khalbun) dalam diri manusia. Jika ia sehat maka, yang lainnya (jasad) juga akan sehat. Konsep ini berimplikasi terhadap konsep penyakit. Bahwa penyakit dalam Islam, memiliki dua jenis, yakni penyakit hati/jiwa dan penyakit fisik/jasmani dan keduanya saling terkait.
Ketahuilahbahwa segumpal darah tersebut adalah hati". Maksudnya adalah isyarat bahwa kebaikan aktivitas seorang hamba dengan organ tubuhnya, sikapnya menjadi hal-hal haram, dan menghindari hal-hal syubhat itu sangat ditentukan oleh kabaikan aktivitas hatinya.
Sesungguhnya di dalam diri manusia ada segumpal darah (hati), apabila hati itu baik maka baik pula seluruh diri dan amal perbutan manusia dan apabila hati itu rusak maka rusaklah seluruh diri (amal perbuatan manusia tersebut). Ingatlah,ia adalah hati". (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim dari Nu'man IbnBasyir ra).
Haimanusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah
HADIS: Segumpal Darah Dalam Tubuh Manusia (Hati) Mohd Noor ShawalWednesday, January 06, 2016. بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. sumbergambar:googleimage. Sabda Rasulullah s.a.w:
. Oleh Hermansyah DALAM sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Nu’man ra, Rasulullah SAW bersabda “Ketahuilah bahwa dalam jasad itu terdapat segumpal darah, yang apabila ia baik maka baik pula seluruh jasadnya. Dan apabila ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa gumpal darah itu adalah hati. HR. Bukhari Muslim. Dalam lain, Rasulullah SAW bersabda Dari Abu Hurairah ia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa kalian dan tidak juga harta benda kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian”. HR. Muslim. Dari hadits di atas kita dapat memahami bahwa hati ternyata laksana komandan pasukan atau nakhoda sebuah samudera. Dimana segala perintah dan arah tujuan dari pasukan atau bahtera tersebut sangat ditentukan oleh sang jenderal atau nakhoda. Jika jenderal atau nakhodanya memiliki niat dan tujuan yang baik, insya Allah akan membawa pasukannya menuju kejayaan dan sampai kepada pelabuhan yang dituju dengan baik. Sebaliknya, jika ia memiliki tujuan yang jahat, maka pasukan atau kapal tersebut sedang berjalan ke arah yang negatif. Oleh karena itulah sangat penting bagi manusia untuk memiliki hati yang bersih guna menjadikan kehidupan kita benar-benar sedang melaju ke arah yang baik, yaitu keridhaan Allah SWT. Imamal-Ghazali mengungkapkan, “bahwa hati merupakan sesuatu yang paling berharga dalam diri manusia. Karena dengan hatilah, seseorang mampu mengenal Allah, beramal untuk mengharapkan ridha-Nya dan juga guna mendekatkan diri kepada-Nya. Sedangkan jasad pada hakekatnya hanyalah menjadi pelayan dan pengikut hati, sebagaimana seorang pelayan terhadap Sebaliknya hati yang buruk akan membawa manusia kepada kahancuran dan kenistaan. Sebuah perbuatan baik tidak ada ada nilai kebaikannya jika tidak dilandasi oleh hati atau niat yang tulus. Sebagian ulama mengibaratkan hati seperti cermin. Jika tidak dirawat dan dibersihkan, ia mudah kotor dan berdebu. Karena itu, Ibnul Qoyyim Al Jauziyah pernah mengatakan bahwa hati manusia terbagi dalam tiga kriteria; Qalbun salim hati yang sehat, qalbun mayyit hati yang mati dan qalbun maridh hati yang sakit. Hati yang sakit qalbun maridh, ia senantiasa dipenuhi penyakit yang bersarang di dalamnya. Di antaranya; Riya’, hasrat ingin dipuji, hasad, dengki, ghibah, sombong, dan tamak. Orang yang memiliki qalbun maridh hati yang sakit akan sulit menilai secara jujur apapun yang tampak di depannya, Melihat orang sukses, timbul iri dengki, Mendapat kawan memperoleh karunia rezeki, timbul resah, gelisah, dan ujung-ujungnya menjadi benci. Dihadapkan pada siapapun yang memiliki kelebihan, hatinya akan serta merta menyelidiki bibit-bibit dan kekurangannya. Bila sudah ditemukan hatinya pun akan senang bukan kepalang, Ibarat menemukan barang berharga, ia pun lalu mengumbar dan mengabarkan bibit dan kekurangan orang itu kepada siapa saja, agar kelebihannya menjadi tenggelam. Sungguh malang dan kasihan orang yang kelakuannya seperti ini, hal ini terjadi karena hatinya yang dibiarkan sakit. Orang-orang seperti ini mengabaikan suara hatinya yang baik orang lain yang mengingatkan untuk tidak memperturutkan hawa nafsunya. Suara hati dan peringatan yang diberikan malah menambah sakit hatinya “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. QS. Al-Baqarah 10 Yang lebih parah adalah hati yang mati qalbun mayyit. Hati ini sepenuhnya di bawah kekuasaan hawa nafsu, sehingga ia terhijab dari mengenal Allah swt. Hari-harinya adalah hari-hari penuh kesombongan terhadap Allah, sama sekali ia tidak mau beribadah kepada-Nya, dia juga tidak mau menjalankan perintah dan apa-apa yang diridhai-Nya. Hati model ini berada dan berjalan bersama hawa nafsu dan keinginan-nya walaupun sebenarnya hal itu dibenci dan dimurkai Allah. Ia sudah tak peduli, apakah Allah ridha kepadanya atau tidak? Sungguh, ia telah berhamba kepada selain Allah. Bila mencintai sesuatu, ia mencintainya karena hawa nafsunya. Begitu pula apabila ia menolak, mencegah, membenci sesuatu juga karena hawa nafsunya. Bahkan perbuatan baik dan ibadahnya sepenuhnya dilakukan karena hawa nafsu. Firman Allah swt “Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. dan bagi mereka siksa yang amat berat al-Baqarah 7 Orang semacam ini, tindakannya akan melampau. Jika ia berkuasa, ia akan semena-mena terhadap orang yang dikuasainya. Ibadah dan perbuatan baik yang diakukan semata-mata untuk memperoleh kepuasan diri dan sanjungan manusia. * Penulis adalah Dosen IAIN Pontianak Oleh Hermansyah DALAM sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Nu’man ra, Rasulullah SAW bersabda “Ketahuilah bahwa dalam jasad itu terdapat segumpal darah, yang apabila ia baik maka baik pula seluruh jasadnya. Dan apabila ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa gumpal darah itu adalah hati. HR. Bukhari Muslim. Dalam lain, Rasulullah SAW bersabda Dari Abu Hurairah ia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa kalian dan tidak juga harta benda kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian”. HR. Muslim. Dari hadits di atas kita dapat memahami bahwa hati ternyata laksana komandan pasukan atau nakhoda sebuah samudera. Dimana segala perintah dan arah tujuan dari pasukan atau bahtera tersebut sangat ditentukan oleh sang jenderal atau nakhoda. Jika jenderal atau nakhodanya memiliki niat dan tujuan yang baik, insya Allah akan membawa pasukannya menuju kejayaan dan sampai kepada pelabuhan yang dituju dengan baik. Sebaliknya, jika ia memiliki tujuan yang jahat, maka pasukan atau kapal tersebut sedang berjalan ke arah yang negatif. Oleh karena itulah sangat penting bagi manusia untuk memiliki hati yang bersih guna menjadikan kehidupan kita benar-benar sedang melaju ke arah yang baik, yaitu keridhaan Allah SWT. Imamal-Ghazali mengungkapkan, “bahwa hati merupakan sesuatu yang paling berharga dalam diri manusia. Karena dengan hatilah, seseorang mampu mengenal Allah, beramal untuk mengharapkan ridha-Nya dan juga guna mendekatkan diri kepada-Nya. Sedangkan jasad pada hakekatnya hanyalah menjadi pelayan dan pengikut hati, sebagaimana seorang pelayan terhadap Sebaliknya hati yang buruk akan membawa manusia kepada kahancuran dan kenistaan. Sebuah perbuatan baik tidak ada ada nilai kebaikannya jika tidak dilandasi oleh hati atau niat yang tulus. Sebagian ulama mengibaratkan hati seperti cermin. Jika tidak dirawat dan dibersihkan, ia mudah kotor dan berdebu. Karena itu, Ibnul Qoyyim Al Jauziyah pernah mengatakan bahwa hati manusia terbagi dalam tiga kriteria; Qalbun salim hati yang sehat, qalbun mayyit hati yang mati dan qalbun maridh hati yang sakit. Hati yang sakit qalbun maridh, ia senantiasa dipenuhi penyakit yang bersarang di dalamnya. Di antaranya; Riya’, hasrat ingin dipuji, hasad, dengki, ghibah, sombong, dan tamak. Orang yang memiliki qalbun maridh hati yang sakit akan sulit menilai secara jujur apapun yang tampak di depannya, Melihat orang sukses, timbul iri dengki, Mendapat kawan memperoleh karunia rezeki, timbul resah, gelisah, dan ujung-ujungnya menjadi benci. Dihadapkan pada siapapun yang memiliki kelebihan, hatinya akan serta merta menyelidiki bibit-bibit dan kekurangannya. Bila sudah ditemukan hatinya pun akan senang bukan kepalang, Ibarat menemukan barang berharga, ia pun lalu mengumbar dan mengabarkan bibit dan kekurangan orang itu kepada siapa saja, agar kelebihannya menjadi tenggelam. Sungguh malang dan kasihan orang yang kelakuannya seperti ini, hal ini terjadi karena hatinya yang dibiarkan sakit. Orang-orang seperti ini mengabaikan suara hatinya yang baik orang lain yang mengingatkan untuk tidak memperturutkan hawa nafsunya. Suara hati dan peringatan yang diberikan malah menambah sakit hatinya “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. QS. Al-Baqarah 10 Yang lebih parah adalah hati yang mati qalbun mayyit. Hati ini sepenuhnya di bawah kekuasaan hawa nafsu, sehingga ia terhijab dari mengenal Allah swt. Hari-harinya adalah hari-hari penuh kesombongan terhadap Allah, sama sekali ia tidak mau beribadah kepada-Nya, dia juga tidak mau menjalankan perintah dan apa-apa yang diridhai-Nya. Hati model ini berada dan berjalan bersama hawa nafsu dan keinginan-nya walaupun sebenarnya hal itu dibenci dan dimurkai Allah. Ia sudah tak peduli, apakah Allah ridha kepadanya atau tidak? Sungguh, ia telah berhamba kepada selain Allah. Bila mencintai sesuatu, ia mencintainya karena hawa nafsunya. Begitu pula apabila ia menolak, mencegah, membenci sesuatu juga karena hawa nafsunya. Bahkan perbuatan baik dan ibadahnya sepenuhnya dilakukan karena hawa nafsu. Firman Allah swt “Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. dan bagi mereka siksa yang amat berat al-Baqarah 7 Orang semacam ini, tindakannya akan melampau. Jika ia berkuasa, ia akan semena-mena terhadap orang yang dikuasainya. Ibadah dan perbuatan baik yang diakukan semata-mata untuk memperoleh kepuasan diri dan sanjungan manusia. * Penulis adalah Dosen IAIN Pontianak
JAKARTA - Dalam Alquran, keadaan hati manusia digambarkan dalam beberapa cara. Misalnya, hati yang tenteram, yakni lantaran orang itu beriman dan selalu mengingat Allah SWT. "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram" QS ar-Ra'd 28. Ada pula hati yang bersih karena seseorang selalu beribadah dengan niat tulus mencari ridha Allah QS asy-Syu'ara'89. Selanjutnya, hati yang berpenyakit. Ini disebabkan kebiasaan berdusta dari orang yang memilikinya. Mereka adalah orang-orang munafik, yang menampakkan kesalehan di hadapan orang beriman dan menyembunyikan kekafiran dalam hatinya. Siksaan yang pedih merupakan balasan bagi mereka QS al-Baqarah 10. Selain itu, ada hati yang gelap dan jelek disebabkan keengganan menerima kebenaran Ilahi. Hati ini diilustrasikan seperti kerasnya batu, bahkan lebih keras dari batu QS al-Bbaqarah74. Demikian pula, hati yang takabur karena menolak keesaan Allah QS an-Nahl22. Sejatinya, kita selaku kaum muslimin harus selalu menyirami hati kita dengan berzikir kepada Allah, serta menjauhkan dari rasa hasud, dengki, sombong, amarah, dan hawa nafsu yang selalu menjerumuskan kepada kesesatan. Dan selalu mengingatkan saudara kita dari kegelapan serta kesesatan hati yang dimurkai Allah SWT. Rasulullah saw selalu bermunajat kepada Allah, "Ya Allah terangilah hati-hati kami dengan cahaya petunjuk-Mu, seperti Engkau menyinari alam semesta ini selamanya dengan sang surya dan rahmat-Mu". Begitu pentingnya hati dalam diri seorang insan. Sebab, itulah parameter sehat atau rusaknya keseluruhan orang itu. Nabi SAW bersabda, "Sesunguhnya dalam jasad manusia terdapat segumpal darah. Jika rusak, maka rusaklah semua jasad manusia. Dan jika beres, beres pulalah semua jasad manusia. Ingatlah bahwa ia adalah hati" HR Bukhari-Muslim. Sabda Nabi tersebut memberikan penjelasan kepada kita, bahwa hati merupakan pusat 'komando' perilaku hidup manusia. Jika perilaku hidupnya selalu memberikan kemudlaratan, baik terhadap dirinya maupun orang lain, hal ini dikarenakan hatinya ternodai oleh bisikan setan. Begitu pula sebaliknya, jika kehidupannya beres dan selalu berbuat baik, serta memberikan manfaat, baik terhadap dirinya maupun orang lain, hal ini dikarenakan hatinya yang selalu berdzikir dan selalu mendekatkan diri kepada Ilahi Rabbi. sumber Pusat Data Republika
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini! Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah darah kental lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging daging yang besarnya sekepal tangan dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging menurut qiraat yang lain lafal 'Izhaaman dalam dua tempat tadi dibaca 'Azhman, yakni dalam bentuk tunggal. Dan lafal Khalaqnaa yang artinya menciptakan, pada tiga tempat tadi bermakna Shayyarnaa, artinya Kami jadikan kemudian Kami jadikan dia sebagai makhluk yang lain yaitu dengan ditiupkan roh ke dalam tubuhnya. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik sebaik-baik Yang Menciptakan. Sedangkan Mumayyiz dari lafal Ahsan tidak disebutkan, karena sudah dapat diketahui dengan sendirinya, yaitu lafal Khalqan. Setelah membuahi ovum, sperma itu Kami jadikan darah. Darah itu pun kemudian Kami jadikan sepotong daging yang kemudian Kami bentuk menjadi tulang. Tulang itu lalu Kami balut dengan daging. Setelah itu, Kami menyempurnakan penciptaannya. Akan tetapi, setelah Kami tiupkan roh Kami, ia menjadi makhluk yang durhaka dan melawan asas penciptaannya. Betapa Mahatingginya Allah dalam kemahaagungan dan kemahakuasaan-Nya. Tidak ada yang menyerupai-Nya dalam kemampuan mencipta, membentuk dan berkreasi. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021331 Link sumber Yakni darah yang beku setelah berlalu 40 hari. Setelah berlalu 40 hari. Dengan meniupkan ruh ke dalamnya, sehingga yang sebelumnya makhluk mati menjadi makhluk hidup. Semua ciptaan-Nya baik, namun manusia adalah yang terbaiknya.
hadits tentang hati segumpal darah